Budaya Mengantri, Salah Satu Bentuk Santri Mengamalkan Ilmu Dalam Dunia Nyata

    Berawal dari permintaan ayah mertua saya, untuk mengambilkan uang gajinya di ATM ( Anjungan Tunai Mandiri ) yang berada tidak jauh dari rumah. Aku langsung berangkat menuju ke ATM tersebut untuk segera mengambilkan uang. Ternyata di sana sudah berkerumun banyak anak - anak yang sedang mengenakan kopyah, dan berseragam sekolah. Mereka adalah para santri Pondok Pesantren Tebuireng yang sedang mengantri di Depan ATM BRI Cukir untuk mengambil uang, dan ada juga yang hanya ingin mengecek saldo apakah orang tua mereka sudah mentransfer uang ke Rekening mereka.

    Yang menjadi fokus saya adalah, keadaan mereka pada saat itu, yaitu mereka senantiasa mengantri dengan tertib walaupun tidak ada petugas yang mengkoordinir mereka untuk melakukan antri. Tetapi para santri ini tetap saja melakukan antrian masuk ke dalam ruang ATM yang hanya berukuran 2 x 4 meter itu. Meskipun ada juga warga lain selain para santri tersebut yang menyerobot untuk masuk ke dalam ruang ATM tanpa mengantri, karena dia merasa lebih tua, dan tidak mau antri berjejeran dengan anak-anak yang masih remaja.





    Antrian semakin panjang karena ternyata setelah kami telusuri mesin ATM yang berada di ruangan mengalami kerusakan, yaitu yang bagian tengah, yang biasa mengeluarkan uang pecahan Rp. 100.000,- sedangkan dua mesin ATM yang berada di kiri dan kanan nya biasa mengeluarkan uang pecahan Rp. 50.000,-. dan hal itu tidaklah menyurutkan semangat mereka untuk melakukan antrian, karena mereka sudah terbiasa mengantri, baik ketika akan mengambil air Wudlu di Masjid, di sekolah, antri mandi di wisma atau kamar, antri makan di Koperasi Jasa Boga, dan banyak lagi. 



    Begitulah santri, yang selalu terbiasa untuk mengantri dan akan menjadi gaya hidup mereka ketika sudah bermasyarakat, akan selalu menghormati hak-hak orang lain, dan mampu untuk memberikan solusi atas masalah - masalah yang dihadapi masyarakatnya.

    sumber : http://inspiratifhabiby87.blogspot.co.id/

    ,

     

    Sejak digulirkan pedoman umum penyelenggaraan Ma`had Aly beradasarkan Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2007, melalui perjuangan dan proses yang panjang, civitas akademika Ma’had Aly se-Indonesia sekarang bolehlah bernafas lega. Pasalnya Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 71 tahun 2015 nomor lembaran negara 1761 tahun 2015 mengenai Ma’had Aly telah disetujui dan ditandatangani Menteri Agama RI, H. Lukman Hakim Saifuddin pada 23 November 2015 lalu.

    Pembahasan mengenai draf putusan Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag RI tentang pedoman penyelenggaraan Ma’had Aly dilaksanakan di Cirebon. Dalam pertemuan tersebut dihadiri perwakilan Ma’had Aly se-Indonesia dan petinggi Rabithah Ma’ahidil Islamiyah (RMI). Setelah secara resmi ditandatangani Menteri Agama, penerapan PMA tersebut akan dimulai pada tahun akademik 2016-2017.

    Hal itu disambut manis civitas akademika Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Sebagai Ma’had Aly yang secara masif berjuang bersama beberapa Ma’had Aly lain yang bertahan, sangat mengapresiasi dan merespon positif keputusan tersebut. Karena selama proses perjuangan tersebut, banyak Ma’had Aly yang tumbang atau berubah menjadi sekolah tinggi untuk mendapatkan legalitas nasional. Hanya beberapa saja yang bertahan, diantaranya Ma’had Aly Tebuireng, Ma’had Aly Tremas, Ma’had Aly Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Ma’had Aly Nurul Jadid Paiton, dan Ma’had Aly Darus Sunnah Jakarta.

    Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, KH. Nur Hannan, Lc., M.Hi., mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah SWT. atas ditandatanganinya PMA tersebut. Beliau yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, menjelaskan bahwa PMA itu akan dijalankan pada tahun ajaran depan, 2016/2017.

    Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari tak perlu lagi merangkap belajar di Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) agar mendapatkan ijasah S1 formal. Cukup mengikuti perkuliahan di Ma’had Aly akan sudah otomatis legal dengan sistem mu’adalah atau penyetaraan. Beliau berharap PMA ini segera ditindaklanjuti dengan sejumlah kebijakan dan program nyata untuk penguatan kelembagaan pondok pesantren di Indonesia.

    Luapan kegembiraan juga diluapkan oleh para mahasantri. Salah satunya, Rahmad Aziz. mahasantri semester V tersebut mengaku sangat senang dan bangga. “Meskipun namanya bukan perguruan tinggi, dengan nama pesantren tingkat tinggi ini sudah menjadi kebanggaan bagi kita. Segala puji hanya Milik Allah SWT. Alhamdulillah akhirnya Ma’had `Aly sudah mu’adalah,” ungkapnya.

    Bahkan kabar baik tersebut ditanggapi positif oleh para alumni di grup WhatsApp informasi Idaroh Ma’had Aly. “Alhamdulillah semoga MA se-Indonesia menjadi lebih baik,” ungkap Ainur Ridlo, salah satu alumni. “Kuliah satu aja jangan dobel-dobel, hehehe,” celetuk Ustadz Arif Chuzaini, alumni yang lain.

    Bahkan banyak diantaranya berharap agar tidak ada lagi dikotomi pendidikan, penganaktirian terhadap Ma’had Aly, dan pesan kepada mahasantri agar tidak minder lagi. “Alhamdulillah, ada pencerahan. Semoga tidak ada dikotomi pendidikan. Semua sama, sehingga tidak ada perbedaan dan merasa tidak PD,” kata Ustadz Misbah alumni yang berkhidmat di Tebuireng 3 Riau.

    Sumber : tebuireng.org

    ,

    Haul ke - 6 Wafatnya K.H. Abdurrahman Wahid di Pesantren Tebuireng Jombang



    Dalam rangka memperingati wafatnya K. H. Abdurrahman Wahid atau yang maklum kita panggil Gus Dur. Pesantren Tebuireng Jombang akan mengadakan serangkaian acara yang akan di laksanakan pada tanggal 26 Desember 2015 akhir bulan ini.

    Pesantren Tebuireng mempunyai banyak agenda besar dalam bulan ini, sebelumnya pada tanggal 24 Desember 2015 akan diadakan Tes Seleksi Santri Baru Gelombang I di semua unit pendidikan yang berada di  lingkungan yayasan hasyim asy'ari tebuireng, setelah itu jelang 2 hari, diadakan Haul Gus Dur yang ke - 6. ini merupakan perjuangan yang harus dilakukan demi memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.

    Dalam acara haul Gus Dur yang ke - 6 ini, akan ada beberapa rangkaian acara, diantaranya :
    1. Khatmil Qur'an Se-Jombang yang akan di mulai pada pukul 05.00 WIB pada tanggal 26 Desember 2015.
    2. Tahlil dan Pengajian Akbar yang dimulai pada pukul 19.00 WIB hari sabtu malam tanggal 26 Desember 2015, yang insyaallah akan dihadiri oleh :
         a. Drs. H. M. Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden Republik Indonesia
         b. K.H. Maiun Zubir atau yang lazim dikenal dengan sebutan Mbah Mun dari rembang
         c. dan K.H. Jamaluddin Ahmad dari Tambakberas.

    Bagi semua santri, alumni, masyarakat, dan Warga yang ingin menghadiri haul Gus Dur ini, silahkan datang di Pesantren Tebuireng Jombang.

    Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi Ustadz Iskandar, selaku Wakil Kepala Pondok Putra Pesantren Tebuireng di Nomor Handphone : 085 648 316 441.


Top