Profil Singkat SMA Trensains Tebuireng


Sains dan teknologi menjadi determinan utama bangsa dan peradaban modern. Peradaban ini berkembang sedemikian pesat, menampakkan wajah kehidupan yang begitu gemerlap dan menakjubkan. Meskipun demikian, modernisme juga telah membawa manusia pada kehampaan spiritual, kesenjangan dan berbagai penyakit sosial yang parah dan akut. Ini semua karena sains memisahkan diri dari agama, sains bersifat profan, materialis ateistik.
Seperlima penduduk Bumi adalah muslim, tetapi sayang status atau cap yang melekat adalah miskin, bodoh dan terbelakang. Untuk mengembalikan kemuliaan maka prasyarat telah ditetapkan oleh al-Quran yaitu iman dan ilmu

“… Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. … “ (QS al-Mujaadalah 58: 11)

Penguasaan ilmu termasuk ilmu alam atau sains natural merupakan keniscayaan, tetapi agar tidak mengulang terperosok dalam kubangan nihilisme maka iman dan ilmu harus dibangun serempak. Sains harus bertumpu pada prinsip-prinsip Islam dan digali dari sumber utama al-Quran. Islam sendiri juga harus ditampilkan dalam wajah yang utuh termasuk wajah ilmu. 800 ayat alam semesta di dalam al-Quran, lima kali lebih banyak dari ayat fikih jelas tidak sepatutnya diabaikan andai tidak diprioritaskan sebagaimana yang sudah-sudah. Pendidikan dengan berbagai lembaga sekolah dan pesantren dipercaya merupakan jalan untuk mentransformasi gagasan, pemahaman dan kesadaran ini.
Pesantren atau pondok pesantren (ponpes) klasik mengajarkan materi atau ilmu keislaman seperti aqidah, fikih dan tasawwuf. Dalam jangka panjang ponpes diharapkan melahirkan ulama syariah atau hukum Islam.  Pondok pesantren modern menggabungkan pengajaran pesantren klasik dan sekolah umum. Ponpes terakhir ini ke depannyai diproyeksikan melahirkan sarjana muslim yang mempunyai wawasan keislaman yang memadai.
Trensains adalah kependekan dari pesantren sains dan merupakan sintesis dari pesantren dan sekolah umum bidang sains. Trensains tidak menggabungkan materi pesantren dan ilmu umum sebagaimana ponpes modern. Trensains mengambil kekhususan pada pemahaman al-Quran dan al-hadits, sains kealaman (natural science) dan interaksinya. Poin terakhir, interaksi antara agama dan sains merupakan materi khas trensains dan tidak ada dalam ponpes modern.
Kemampuan bahasa Arab dan bahasa Inggris menjadi kemampuan dasar bagi para santri semua ponpes modern. Selain menjadi alat komunikasi, bahasa Arab di trensains digunakan sebagai alat analisis awal dalam menalar ayat-ayat al-Quran sebagaimana dicontohkan dalam analisis ayat 18 surat an-Naml di depan. Pemahaman ratu semut tidak dapat diperoleh jika seseorang hanya membaca terjemah yang ada.
Para santri trensains juga dibimbing untuk mempunyai kemampuan nalar matematik dan filsafat yang memadai. Konsep dasar limit, diferensial dan integral perlu diperkenalkan sebsgai alat analisis dan memahami konsep fisika. Nalar dan spirit filosofis diperlukan untuk berfikir runut, tuntas dan mendasar. Sejarah filsafat Yunani awal memperlihatkan spirit pemikiran paling awal tentang alam dan realitas. Sejarah aliran pemikiran perlu diperkenalkan untuk memahami adanya aneka cara pandang atas alam.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top